Bhikkhuṇī Dhammadinnā
Yang Unggul dalam Berbicara Dhamma
Dhammadinnā adalah istri Visākha, hartawan dari Rājagaha. Suatu hari, setelah mendengar Dhamma dari Bhagavā, Visākha menembusi kecerahan. Ia pulang dan menceritakannya kepada Dhammadinnā. Dhammadinnā pun ikut bahagia.
Dengan pemahaman Dhamma yang makin mendalam, Visākha menembusi kesucian ketiga, Anāgāmī. Setelah itu, ia memberi kebebasan kepada Dhammadinnā dalam menjalani hidup. Dhammadinnā memilih untuk menjadi bhikkhuṇī. Visākha pun mendukungnya. Visākha melaporkan hal ini kepada Raja Bimbisāra. Dengan gembira, Raja Bimbisāra memerintahkan prajuritnya menyiapkan tandu emas untuk mengarak Dhammadinnā ke wihara. Rakyat Rājagaha menyambut Dhammadinnā dengan menghias kota.
Dhammadinnā melepas dandanan dan perhiasan, mengenakan jubah, duduk di tandu emas, diiringi Raja Bimbisāra dan Visākha. Dhammadinnā terlihat anggun dan teduh. Penduduk kota memberi hormat sambil menebar bunga ke arahnya.
Dhammadinnā pun dicukur dan ditahbis menjadi bhikkhuṇī. Setelah itu, ia berlatih dengan tekun di tempat sunyi, hingga menembusi kesucian Arahatta.
Bhikkhuṇī Dhammadinnā sangat piawai membabarkan Dhamma. Banyak orang jadi bahagia setelah mendengarkan penjelasannya. Suatu hari, Visākha datang membahas Dhamma dengannya. Pertanyaan sulit Visākha dapat dijawab dengan mudah oleh Bhikkhuṇī Dhammadinnā. Visākha melaporkan hal ini kepada Bhagavā. Bhagavā memuji, “Dhammadinnā adalah bhikkhuṇī yang bijaksana. Jika engkau bertanya kepada-Ku, Aku akan menjawab dengan cara yang sama dengan Dhammadinnā.”
Salam Dharma.
Sumber: Ehipassiko Foundation
0 komentar:
Posting Komentar