Dari obrolan dengan rekan-rekan se-Dhamma, penulis mendapat gambaran bahwa banyak anak sering malas pergi ke sekolah Minggu. Yang menjadi faktor penyebabnya banyak: kegiatan Sekolah Minggu Buddhis yang kurang menarik, orangtua yang memang jarang mengajak anak mereka ke sekolah Minggu Buddhis, jarak rumah ke vihara yang jauh, dan lain-lain.
- Memberikan poin kepada peserta yang hadir, memimpin pujabakti, menjawab pertanyaan, dan lain-lain. Poin nantinya dapat ditukar hadiah, mirip tiket di tempat main anak-anak di mal.
- Materi Sekolah Minggu Buddhis tidak hanya dari buku. Bisa dari video (film Buddhis yang bisa diambil dari YouTube). Atau dari film kartun populer seperti Tom & Jerry pun bisa. Setelah menonton film kartun tersebut, kakak pembina bisa menceritakan nilai positif yang dapat ditiru atau hal buruk yang tidak boleh dilakukan, atau kakak pembina melakukan tanya jawab dengan materi dari film tersebut.
- Menyanyikan lagu-lagu Buddhis baru atau lagu lama tapi banyak adik-adik yang belum bisa.
- Membuat hasta karya (kerajinan) dari barang bekas yang mudah didapat sehingga tidak perlu beli. Dari kotak susu, gelas bekas air mineral, botol bekas air mineral, dan lain-lain. Bisa membuat celengan, tempat pensil, dan lain-lain. dalam kesempatan ini, nilai-nilai positif pun tetap bisa ditanamkan. Berhemat dengan menabung, memanfaatkan barng bekas yang sudah tak terpakai, dan lain-lain.
- Selain membuat hasta karya, bisa juga melakukan kegiatan "percobaan sederhana" seperti dalam tayangan Science is Fun (KompasTV). Materinya? Gunakan Google untuk mencari bahan-bahan seperti ini. Prinsipnya: mudah, menyenangkan, tapi tidak membahayakan. Jangan menggunakan bahan kimia yang bisa meledak, mudah terbakar, dan lain-lain. Untuk contoh sederhana seperti yang pernah penulis lakukan untuk anak-anak penulis: praktik tenggelam, melayang, dan terapung. Bahannya cukup gelas plastik bekas air mineral, air, garam, dan telur puyuh. Mengapa telur puyuh? Karena kecil, harga relatif murah, bisa menggunakan gelas air mineral, garam yang digunakan pun relatif sedikit.
- Mengadakan kunjungan ke vihara lain/Sekolah Minggu Buddhis di kota yang sama atau bisa mengundang Sekolah Minggu Buddhis dari vihara lain.
Kami pun berharap, sulap yang dimainkan tidak hanya sebagai tempelan alias hiburan semata. Dalam group, kami akan mendiskusikan apa saja trik yang akan dimainkan dan bagaimana kaitannya dengan Buddha Dhamma.
Group ini dibuat dengan misi sosial (pesulap atau yang hobby sulap) ingin berkontribusi bagi Buddha Dhamma. Jadi murni kerja sosial, kami tidak minta bayaran untuk itu.
Untuk kegiatan selanjutnya, mungkin bisa partisipasi, misalnya ada acara kunjungan ke panti wredha (panti jompo), panti asuhan, kunjungan ke rumah sakit anak, rumah sakit kanker, atau menghibur anak-anak di pengungsian, dan lain-lain. Untuk tempat-tempat seperti itu, penulis yakin, hiburan sulap adalah sajian yang tepat dibandingkan menyanyi (tentu ada sumbangan uang, makanan, dan barang lainnya).
Kalau nantinya diminta isi acara Waisak atau perayaan hari besar Buddhis lainnya, atau ultah vihara? Harus bayar atau gratis? Penulis tidak bisa bicara untuk hal ini. Tergantung kepada anggota group Buddhist Magician masing-masing.
Ada fakta agak aneh juga sih yang penulis dengar. Seorang magician (bukan Buddhis sih...). Dia pesulap profesional. Giliran tempat ibadahnya panggil pesulap lain (agama lain), mereka bayar tarif resmi. Giliran magician ini, pengganti ongkos transportasi pun tidak diberi. Hehehe. Memang sih dia bilang, dia tidak minta atau berharap dibayar, tapi ada basa-basi-lah sedikit. Demi isi acara di tempat ibadahnya, dia terpaksa membatalkan show di luar sana. Itu sekilas gambaran saja. Kalau penulis, memang hanya hobby dan tidak pernah dibayar (kemampuan sulap pun hanya seujung kuku). Gratisss...
Jika kelak group ini sudah berjalan lancar, Sekolah Minggu Buddhis yang ingin minta anggota group Buddhist Magician untuk mengisi di sana, bisa email ke penulis. Penulis akan hubungi anggota yang terdekat dengan vihara tersebut. Sangat mungkin anggota group Buddhist Magician yang terdekat pun masih berada di luar kota. Soal bisa atau tidaknya, nanti bisa dibicarakan oleh pihak Sekolah Minggu Buddhis dengan anggota group Buddhist Magician tersebut.
NB:
Bila memungkinkan, kegiatan anggota group Buddhist Magician sehubungan dengan menyampaikan Dhamma dengan sulapnya, akan dimuat di blog ini.
Untuk sementara, ide Magic for Buddha Dhamma disimpan dulu sampai waktu yang belum ditentukan. Mungkin menanti momen yang pas...
0 komentar:
Posting Komentar