Akhir-akhir ini (sebelum Covid-19), Admin perhatikan, anak-anak SMB (Sekolah Minggu Buddhis) semakin sedikit yang datang ke vihara.
Entah apa sebabnya? Mungkin ortu mereka jarang ke vihara? Mungkin SMB kurang menarik (bisa jadi materi, suasana, atau yang lain)? Mungkin lokasi vihara yang sangat jauh dari rumah? Mungkin juga karena hal lain.
Banyak cara sudah dilakukan untuk menarik minat anak-anak Buddhis untuk ikut SMB. Sebenarnya sudah banyak yang dilakukan, misalkan saja daya tarik berupa poin untuk setiap kehadiran, memimpin pujabakti, menjawab pertanyaan Cici Koko Pembina (dan nantinya poin bisa ditukar menjadi aneka hadiah), perbaikan materi yang akan disampaikan, ada kegiatan outing (fangsheng, kunjungan ke vihara lain, main ke tempat wisata, dan lain-lain).
Sharing Dhamma pun sudah dilakukan dengan berbagai media. Dulunya Cici Koko Pembina menyampaikan materi seperti guru mengajar, sudah dicoba dengan selingan story telling (mendongeng), menyanyikan lagu Buddhis, menonton film, aneka permainan, membuat aneka kerajinan, dan lain-lain.
Sejak beberapa tahun lalu, Admin pernah menggagas sulap (magic) sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan Dhamma. Sebisa mungkin sulap yang dibawakan sejalan dengan tema Dhamma, namun jika tidak menemukan trik sulap yang pas, sulap dapat dihadirkan sebagai hiburan saja. Group WA "Buddhist Magician" pernah dibuat, namun tidak berjalan sesuai harapan.
Beberapa waktu lalu, Admin bertemu Litar Suryadi dari Dasa Paramita yang tertarik dengan ide ini. Litar sudah mulai mengisi Dhamma di beberapa SMB Tangerang dan sekitarnya dengan menyelipkan sulap. Sambutan untuk "Magic for Dhamma" cukup baik. Infonya dapat Anda lihat di (klik saja): Magic for Dhamma.
Nah di masa pandemi Covid-19 ini, kegiatan jadi serba terbatas. Banyak hal dilakukan secara online, termasuk SMB. Admin melihat ada "SMB Online" yang merupakan kolaborasi dari beberapa vihara menghadirkan sulap di acara itu.
Minggu, 12 Juli 2020 Admin diminta ikut mengisi (klik saja) SMB Online. Mudah-mudahan saja, ini pertanda baik.
Admin menggunakan nama "Magic for Dhamma" atau "Magic 4 Dhamma" atau disingkat "M4D" dengan semboyan "Cerita Dhamma dengan magic, pasti asyik!"
Di akhir sesi, penulis akan selalu menyampaikan ingat pesan Ko Hendry, "1. Rajin ke vihara, 2. giat belajar, 3. sayang kepada orangtua."
Penting untuk rajin dan rutin ke vihara untuk menambah pengetahuan Dhamma dan menguatkan saddha (keyakinan), tetap giat belajar karena mereka adalah pelajar, dan sayang kepada orangtua. Sayang itu sebagai ungkapan anak patuh, taat, dan berbakti kepada orangtua.
Magic for Dhamma mungkin dilakukan di SMB (setelah kita semua bisa pujabakti di vihara), mungkin juga via SMB Online, atau hanya lewat video di YouTube.
Nah ...Admin mau mengadakan survei tentang hal ini. Anda cukup klik tautan berikut, isi data diri Anda (boleh anak SMB ataupun orangtua yang memiliki anak yang usia SMB), lalu tuliskan 2 jawaban dari survei ini.
Iya, hanya isi 2 data: nama Anda dan kota tempat Anda tinggal, lalu jawab 2 pertanyaan saja, lalu kirim via WA. Sangat singkat. Admin berharap Anda bersedia meluangkan waktu untuk mengisi survei ini.
Ssst ... ada hadiahnya lho. Semua pengirim akan mendapatkan kiriman video tutorial sulap. Lumayanlah, Anda bisa belajar 1 trik sulap.
0 komentar:
Posting Komentar