Ingin Bergabung dengan Komunitas Buddhis?

Mau dapat pasangan yang satu keyakinan? Sama-sama Buddhis? Kalau iya, mungkin info di bawah ini bermanfaat bagi Anda.

Adakah teman se-Dhamma Anda yang menikah dengan pasangan yang berbeda keyakinan dan ia ikut keyakinan pasangannya? Saya yakin, sebagian besar jawaban yang keluar adalah, "Ada!" 

Teman Admin "Buddha Pedia" juga ada beberapa yang pindah ke lain hati (pindah keyakinan) karena pernikahan. Bukan hanya yang "Buddhis KTP" tapi juga yang dulunya aktivis (pengurus di Keluarga Mahasiswa Buddhis, aktivis di organisasi Buddhis, kakak pembina SMB = Sekolah Minggu Buddhis). Bagi Admin, ini agak memprihatinkan.

Memang sih ... kita bukan sedang berlomba dalam jumlah umat, juga tidak ada target harus rekrut umat Buddha sekian banyak. Hanya menyayangkan mereka yang sudah mengenal Buddha Dhamma kok bisa semudah itu beralih keyakinan. Admin pun berharap buah hati Admin kelak menikah dengan pasangan yang beragama Buddha juga. Sejak kecil kami sudah mengajak mereka ikut ke Sekolah Minggu Buddhis (semoga saja pengenalan Dhamma sejak dini yang kami lakukan membuat keyakinan mereka terhadap Buddha Dhamma tetap kuat).

Lantas akan muncul pertanyaan, "Apakah Buddhis menikah dengan Buddhis akan harmonis, jarang bertengkar?" Tidak ada jaminan. 

Dalam Dhamma disebutkan, ada 4 syarat yang mendukung terciptanya pernikahan bahagia, yakni pasangan memiliki 4 kesamaan: sama keyakinannya (Samma-Saddha), sama kemoralannya (Samma-Sila), sama kedermawanannya (Samma-Caga), dan sama kebijaksanaannya (Samma-Pañña). Artikel ini bisa dibaca di: Membina Keluarga Bahagia dalam Jalan Dhamma  Setidaknya kita sudah berusaha menciptakan kondisi agar pernikahan yang bahagia itu terwujud.

Untuk teman ngobrol saja, kita cari teman yang punya banyak kesamaan (misalnya hobi yang sama, suka makanan yang sama, dan lain-lain). Bersama teman ngobrol itu tidak lama, mungkin hanya beberapa jam saja dan mungkin seminggu atau sebulan cuma satu kali ketemu. Itulah teman ngobrol saat kita nongkrong bersama komunitas motor, atau komunitas pecinta koleksi tertentu. 

Bagaimana kalau pasangan hidup? Itu teman ngobrol kita seumur hidup, seminggu kita akan bertemu dengannya 7 hari, bahkan tiap malam tidur bersamanya. Bukankah jauh lebih asyik jika kita dan pasangan hidup kita memiliki banyak persamaan (kecuali sama jenis kelamin lho ya, kalau yang ini JANGAN).

Yang sering menjadi keluhan adalah sulitnya menemukan calon pasangan yang Buddhis. Anda mencari di sekolah atau tempat kuliah, memang jarang (karena memang minoritas). Begitu juga di tempat kerja. Solusinya, rajin-rajinlah ke vihara atau ikut kegiatan organisasi Buddhis.

Nah ... saat berselancar di InstaGram, Admin menemukan sebuah posting tentang Buddhist Worship, sebuah komunitas Buddhis. Tentu ini salah satu jawaban untuk itu (membuat Buddhis memiliki banyak teman Buddhis). 

Meski di dalam kolom komentar sebuah posting video (videonya dapat Anda saksikan di bawah ini), ada pro-kontra (ada yang tidak setuju karena Buddhis Worship terkesan menjadikan "ajang cari jodoh" sebagai untuk menarik Buddhis yang masih single untuk bergabung). Menurutnya seharusnya daya tarik utama komunitas itu adalah Buddha Dhamma. Pro-kontra adalah sesuatu yang wajar.

Terlepas dari itu semua, Admin dengan senang hati mem-posting video tersebut ke sini. Sekadar info, Admin bukanlah anggota atau pengurus komunitas itu dan Admin sekarang sudah berkeluarga (dengan Buddhis juga).

Selama info itu tentang Buddhis dan positif, why not? Info ajakan untuk gabung ke komunitas hobi, komunitas bisnis, atau yang lain (selama itu positif), oke-oke saja untuk disebar. Apalagi ini tentang Buddhis (Buddha Dhamma).

Silakan Anda lihat video di bawah ini, silakan juga klik: Buddhis Worship (untuk melihat komentar pro-kontra orang-orang yang sudah menyaksikan video ini). Anda tertarik, silakan bergabung. Tidak tertarik? Tidak jadi masalah.   

 


 

Category:

0 komentar: