Seri Trio Vihara
*********************************************************************************************Vivi Muditavati, gadis manis berbadan gempal, berbakat jadi pemimpin, tempat curhat kedua teman akrabnya, ia anak yatim piatu. Hani Filianti, agak tomboy, paling rame, selalu jadi penyegar suasana, sering muncul dengan ide brilian, tapi kadang idenya konyol. Rara Dewi, suka travelling, doyan jajan, agak penakut, dan setia kawan. Vivi, Hani, dan Rara adalah aktivis Sekolah Minggu Buddhis (SMB), mereka bertiga sangat kompak, teman-teman di vihara menyebut mereka Trio Vihara.
*********************************************************************************************
“Yes!!! Mantaaaps … !!!,” suara Hani agak keras, memecah keheningan pagi. Vivi dan Rara yang sedang menyiapkan perlengkapan pujabakti untuk anak SMB langsung menoleh ke arah Hani. “Ssst …,” ucap Vivi. “Jangan keras-keras, bisa-bisa penjaga vihara ke sini. Nanti dikira ada apa,” lanjut Vivi.
“Sorry, kelepasan,” Hani minta maaf. “Ada apa, kok gembira banget?” tanya Rara penasaran. “Nih … lihat isi kotak dananya. Kotak hasil penjualan pudding 3 minggu berturut-turut. Banyak yang warna merah, gambar Soekarno-Hatta. Memang umat Buddha murah hati banget kalau berdana untuk kegiatan Dhamma,” puji Hani.
Vivi dan Rara segera beranjak dari tempat duduk mereka, lalu mendekati Hani yang sedang merapikan uang yang baru dikeluarkan dari kotak dana. Keduanya juga surprise melihat tumpukan uang di lantai. “Mantaaps bener,” ucap Vivi dan Rara bersamaan sambil menyertakan kedua jempol tangan mereka.
Tak sia-sia Cici Koko Pembina SMB berjualan pudding 3 minggu berturut-turut. Pada hari Minggu, 8, 15, dan 22 Juni 2025 Cici dan Koko Pembina SMB menawarkan pudding kepada umat yang baru selesai pujabakti. Penjualan pudding ini untuk dana acara kunjungan ke SMB lain.
Melihat banyak uang Rp100.000-an, semua orang pasti yakin itu karena kemurahan hati umat. Kalau cuma dua atau tiga lembar, itu dari hasil murni penjualan pudding. Soalnya tiap minggu mereka hanya menjajakan dua puluh cup pudding, yang kalau di pasaran harganya paling Rp5.000 per cup. Mereka tak mematok harga pudding. Mereka hanya mengatakan, “Kami sedang berjualan pudding, cari dana untuk biaya kunjungan adik-adik SMB ke vihara lain. Bayarnya terserah saja.” Anak zaman now menyebutnya S3 marketing. Hahaha …
“Kita nggak bingung lagi untuk biaya kunjungan SMB Minggu, 6 Juli 2025 nanti,” kata Vivi. “Biaya GrabCar atau GoCar dan snack sudah terpenuhi,” lanjut Vivi. “Iya, belum lagi kalau tiba-tiba ada ortu yang kirim WA japri akan nyumbang snack atau siapkan mobil untuk mengantar anak SMB. Ortu yang ke vihara bawa mobil bisa menampung beberapa anak SMB. Lalu mereka diskusi di belakang Cici Koko menghitung siapa yang bawa mobil dan bisa menampung berapa orang di mobil mereka. Biaya transportasi jadi berkurang atau sama sekali nggak perlu, seperti tahun lalu,” kisah Rara.
“Makin bersyukur kalau itu terjadi,” kata Vivi. “Dananya bisa disimpan untuk keperluan lain. Hadiah lomba di perayaan 17 Agustusan atau merayakan ulang tahun anak-anak SMB di akhir bulan. Bisa untuk berbagai kegiatan SMB. Jadikan hadiah untuk anak SMB yang paling rajin ikut SMB atau hadiah lainnya,” lanjut Vivi.
* * * * * * * * * * *
Anak-anak SMB tampak gembira dalam perjalanan pulang dari kunjungan SMB. Tak ada perubahan keceriaan di raut wajah mereka. Tak terlihat wajah lelah, meski mereka beberapa kali naik tangga serta berjalan mengelilingi vihara yang mereka kunjungi.
Anak-anak SMB gembira melakukan kegiatan di luar, mengenal vihara dan anak-anak SMB lain, serta dapat teman baru, tentu sesuatu yang menggembirakan hati mereka. Di mobil, Hani yang agak tomboy terus-menerus digodain karena ada Koko Pembina SMB yang memberi perhatian spesial. “Cie … senyum-senyum terus dapet nomor WA Koko …,” goda Vivi. “Apaan sih …,” Hani pasang muka sebel.
“Kalau marah tandanya bener-bener suka nih …,” Rara ikut nimbrung. “Hahaha …,” Rara tertawa. “Ssst …,” Hani mengingatkan. “Ada anak-anak SMB nih, anak di bawah umur,” Hani salah tingkah digodain terus.
“Sudah Rara, jangan godain Hani terus. Biarkan Hani lanjutkan lamunannya, memandang ke luar sambil ingat-ingat kejadian tadi,” Vivi seolah ingin menengahi malah ikutan menggoda Hani.
Hani menyalakan ponselnya, lalu memilih lagu “Hadirkan Cinta”. “Adik-adik, kita nyanyi bareng yuk ….” ajak Hani. “Ayo adik-adik, nyanyinya yang semangat …” Vivi dan Rara akhirnya ikut mengajak anak-anak bernyanyi.
Dikutip dari Buletin KCBI edisi Juli 2025 halaman 34/35 karya Jaya Ratana (penulis bisa dihubungi dengan cara klik tulisan nama penulisnya).
0 komentar:
Posting Komentar