Bagi penulis, ada hal menarik dari iklan versi burung kali ini. Bukan hanya bintang-nya Richard Gere yang di sini sangat dikenal lewat film Pretty Woman bareng Julia Roberts, tapi ide cerita yang diangkatnya. Seperti yang kita ketahui, Richard Gere adalah satu dari sedikit artis yang sangat tertarik dengan ajaran Sang Buddha. Bisa jadi, ide iklan yang bernuansa Buddhis ini juga berasal dari aktor tampan yang dekat dengan Dalai Lama ini.
Dikisahkan Richard Gere sedang berada sebuah pasar burung di India. Pengawalnya (atau mungkin guide-nya yang juga orang India) menerangkan tradisi di India. Bahwa masyarakat India percaya, dengan membebaskan burung, maka mereka akan mendapatkan keberuntungan. Makin banyak burung yang dibebaskan, makin besar keberuntungan yang akan didapatkannya. Saat itu seorang anak perempuan India tak sengaja menabraknya. Richard Gere menanyakan, Anda tidak apa-apa ‘kan? Sang anak menggeleng, kemudian berlari.
Ternyata anak perempuan tadi ingin membeli beberapa ekor burung untuk dilepaskan (Fang Sen). Ia ingin mengantarkan kakaknya yang akan bepergian jauh dan berharap kakaknya akan mendapat banyak keberuntungan (selamat dalam perjalanan). Tapi apa daya, uang yang dimilikinya hanya cukup untuk membeli 1 ekor burung.
Richard Gere (sang jutawan) tergerak hatinya. Secara diam-diam Richard Gere memborong banyak burung dengan kartu saktinya (inti iklan ini tentu saja kartu kredit ini bisa diterima di mana-mana di seluruh dunia).
Saat sang kakak akan berangkat, adiknya melepaskan seekor burung dari dalam sangkar. Tapi betapa terkejutnya dia karena tiba-tiba ada ratusan burung lain yang juga dilepaskan secara bersamaan. Ia menoleh ke belakang, ke arah ratusan burung itu dilepaskan. Tayangan ini memberi kesan, anak perempuan tadi tahu hanya kakaknya yang akan bepergian jauh. Tentu pelepasan ratusan burung (Fang Sen) ini juga untuk kakaknya. Tatapan matanya menyiratkan pertanyaan, siapa yang berdana sekian ratus burung ini untuknya? Tapi sang jutawan dan para pengawalnya pura-pura tidak tahu (melihat ke arah lain dan mengangkat bahu).
Memang inti pesannya adalah menjual saktinya kartu kredit mereka. Tapi bagi penulis, ada pesan lain yang terselip. Pertama: membebaskan makhluk lain dari penderitaan adalah perbuatan mulia, kedua: memberi tanpa pamrih (tidak perlu menonjolkan diri bahwa kitalah yang melakukan perbuatan baik itu). Sebuah ide cemerlang dalam mengiklankan produk, tidak hanya menjual tapi sekaligus menyampaikan pesan moral.
0 komentar:
Posting Komentar