Selamat Jalan Dede... (Koko yang Penuh Tanggung Jawab)

Senin, 15 Juni 2015 malam, saat penulis online dan cek FB, penulis lihat FB Helen Lauw dengan tulisan:


In memorial, seorang kakak lelaki yg sangat sayang pd adik perempuannya.
Sampai ketemu di surga ya oo sayang.
Tunggu adik kecilmu ini sukses,
Krn semua perjuanganmu g akn pernah sia-sia.

Data yang didapat dari FB, Kamis, 11 Juni 2015, Darmanto Lauw atau akrab disapa Dede (usia 34 tahun) meninggal dunia karena stroke ringan. Sudah dibawa ke rumah sakit, namun akhirnya meninggal. Sekarang Dede sudah dikremasi.



Membaca info meninggalnya Dede, pikiran penulis kembali ke masa lalu...

Penulis termasuk susah mengingat secara detail (pelupa). Penulis kenal Helen (Elen) belasan tahun lalu, saat itu penulis masih bujangan (kini penulis sudah berkeluarga dengan 2 putra: kelas 5 SD dan kelas 3 SD). 

Dulu, penulis biasa pujabakti di Vihara Vimala Dharma (Dago, Bandung). Pemuda Vihara Vimala Dharma (PVVD) memiliki program Adik Asuh yang membiayai anak-anak Buddhis tak mampu dari berbagai daerah agar mereka tetap dapat bersekolah. Penulis termasuk salah satu donatur. Karena suka korespondensi, penulis minta alamat salah satu adik asuh. Penulis pilih Helen Lauw (yang saat itu masih SD), tinggal di Jatiwangi.

Penulis pun rutin berkirim surat ke Helen atau biasa disapa Elen. Surat penulis dilengkapi dengan amplop balasan yang sudah penulis tulis lengkap nama dan alamat (baik pengirim maupun penerima) plus sudah tertempel prangko balasan. Jadi tinggal membalas surat, masukkan ke amplop, lem, tinggal masukkan ke bis surat jika jauh ke kantor pos.

Elen sering mengirimkan foto copy raport-nya, nilainya bagus-bagus! Setelah korespondensi, penulis pun pernah main dan menginap di rumahnya di Jatiwangi. Rumah Elen tidak jauh dari Vihara Dharma Ratna (Jl. Lanud S. Sukani No. 41, Jatiwangi, Kec. Majalengka) dan Elen aktif di sana. Dari sanalah penulis mengenal Elen (yang saat itu masih SD, imut, lucu, dan pemalu), Winto (Darwinto Lauw), Darmanto Lauw (Dede), Papa, dan Mama Elen. Penulis dan mereka sudah seperti keluarga. Kalau ke sana, menu swike (kodok) pasti ada (sekarang penulis sudah vegetarian).

Main di sana, menginap, ngobrol dengan mereka (Elen, Winto, Dede, Papa, dan Mama Elen), memainkan sedikit trik sulap untuk mengakrabkan diri dengan mereka semua. Kadang ngobrol sampai malam ditemani kopi (ortu Elen buka warung di rumahnya). 

Dede-lah yang paling supel, suka cerita apa saja dan humoris. Bahkan Linda (saat itu masih berstatus calon istri, sekarang sudah istri penulis) pernah penulis ajak main ke rumah Elen di Jatiwangi.

Setelah cukup lama, korespondensi sudah berganti dengan ponsel. Lalu datang kabar bahwa Papa Elen (Lauw Yen Khun) meninggal (setelah itu penulis masih pernah berkunjung ke rumah Elen).

Setelah Elen tamat SMA (SMAN 1 Jatiwangi), lalu melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Matematika, UPI (Bandung). Winto sudah menikah, Dede dan Mama pindah ke Garut dan buka usaha rumah makan (chinese food).

Khusus Dede, istri penulis pernah mampir ke rumah makan, tempat "chefDede ini membuka usaha. Istri penulis mampir ke sana saat dapat tugas ke luar kota dari kantor.

Kini, lama tak ada kabar, tiba-tiba dapat kabar Dede yang masih muda sudah meninggal. Dede adalah kakak (sepupu) yang baik dan penuh tanggung jawab. Istri penulis pernah tanya, "Dede, kapan nikah?" Jawaban Dede, "Nanti saja... yang penting Elen selesai kuliah dulu dan sukses..."

Dede masih berkutat dengan bisnis rumah makannya. Tapi sayang, semua tak berjalan sesuai rencana. Rindu rasanya mendengar suaramu Dede, yang suka bercanda, nada bicaranya yang terkesan manja dengan suaranya yang khas.

Kita tidak pernah tahu sampai kapan usia kita. Kini, Elen sudah selesai kuliah dan sudah bekerja di bank BCA (Account Officer). Unit Kakak Asuh PVVD dan para donatur tentu ber-mudita cita karena salah satu adik asuh mereka bisa tetap bersekolah (tidak putus sekolah) dan akhirnya mendapatkan penghidupan yang lebih baik. 

Kehidupan Elen sangat dekat dengan Dhamma. Dibesarkan di keluarga Buddhis (Papa, Mama, dan 2 Koko yang begitu kuat mempertahankan keyakinannya pada Buddha Dhamma meski sangat banyak godaan dari lingkungan sekitar), tinggal dekat dengan vihara, dibantu program kakak asuh Pemuda Vihara Vimala Dharma, Bandung. Semoga Elen sukses dan selalu di jalan Dhamma (jadi teladan bagi adik-adik Buddhis yang lain).

Waktu kami (penulis dan istri) menikah di Hotel Holiday Inn, Bandung, Dede-lah yang mewakili keluarga, hadir di resepsi pernikahan kami. Saat melihat kembali foto pernikahan kami, anggota keluarga dan teman yang berfoto bersama kami, satu persatu telah pergi. Anicca, tidak kekal.

Selamat jalan Dede. Seorang Koko (atau Elen biasa menyebut Oo...) yang baik, sayang adik, sayang keluarga, dan penuh tanggung jawab.

Sabbe sankhara anicca. Semoga Dede terlahir di alam yang lebih baik, senantiasa di jalan Dhamma hingga mencapai nibbana... Sadhu... sadhu... sadhu... _/l\_ 


Tautan singkat untuk posting ini: www.tiny.cc/selamatjalandede



     

Foto diperoleh dari FB Darmanto Lauw

Category:

0 komentar: