(Bukan perayaan agama Buddha, Khong Hu Chu, Kristen, Katolik, apalagi Islam)
Banyak orang keturunan Tionghoa Buddhis setelah beralih memeluk agama lain seperti Kristen, Katolik, Islam, Hindu, ataupun tidak beragama, tidak lagi mau merayakan Imlek (tahun baru Imlek) dengan alasan kalau mereka bukan lagi penganut agama Buddha.
Imlek sesungguhnya bukan hari besar Buddhis, jadi setiap orang keturunan Tionghoa apa pun agamanya boleh merayakannya.
Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok pada tahun 65 M, dibawa oleh dua orang biksu dari
Asia Tengah (Nepal) yang bernama Biksu Kasyapa Matangga dan Biksu Gobarana.
Pada saat Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok, di Tiongkok sudah ada dua ajaran yang dianut oleh warganya yaitu Taoisme dan Konfusianisme. Terjadilah sinkretisme (percampuran) tiga agama, yang di kenal sebagai Sam Kaw (tiga ajaran).
Imlek dirayakan pertama kali pada tahun 2031 sebelum Masehi, yakni pada masa dinasti Xia atau Zhia, yang kaisarnya waktu itu bernama "Xia Wen Ming". Jadi Imlek sudah dirayakan sejak Khong Hu Chu belum lahir, Tao belum diajarkan, apalagi Buddhis.
Imlek dirayakan untuk menyambut datangnya musim semi. Saat itu masyarakat Tiongkok hidup dari bercocok tanam. Selama musim dingin, daratan tertutup hamparan salju, membuat tanah amat keras dan tidak bisa ditanami selama beberapa bulan.
Banyak orang keturunan Tionghoa Buddhis setelah beralih memeluk agama lain seperti Kristen, Katolik, Islam, Hindu, ataupun tidak beragama, tidak lagi mau merayakan Imlek (tahun baru Imlek) dengan alasan kalau mereka bukan lagi penganut agama Buddha.
Imlek sesungguhnya bukan hari besar Buddhis, jadi setiap orang keturunan Tionghoa apa pun agamanya boleh merayakannya.
Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok pada tahun 65 M, dibawa oleh dua orang biksu dari
Asia Tengah (Nepal) yang bernama Biksu Kasyapa Matangga dan Biksu Gobarana.
Pada saat Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok, di Tiongkok sudah ada dua ajaran yang dianut oleh warganya yaitu Taoisme dan Konfusianisme. Terjadilah sinkretisme (percampuran) tiga agama, yang di kenal sebagai Sam Kaw (tiga ajaran).
Imlek dirayakan pertama kali pada tahun 2031 sebelum Masehi, yakni pada masa dinasti Xia atau Zhia, yang kaisarnya waktu itu bernama "Xia Wen Ming". Jadi Imlek sudah dirayakan sejak Khong Hu Chu belum lahir, Tao belum diajarkan, apalagi Buddhis.
Imlek dirayakan untuk menyambut datangnya musim semi. Saat itu masyarakat Tiongkok hidup dari bercocok tanam. Selama musim dingin, daratan tertutup hamparan salju, membuat tanah amat keras dan tidak bisa ditanami selama beberapa bulan.
Dan ketika musim semi tiba, mereka menyambutnya dengan suka cita karena bisa kembali beraktivitas di ladang mereka.
Datangnya musim semi ini mereka rayakan sebagai Tahun Baru Imlek dan mereka mengucapkan:
Datangnya musim semi ini mereka rayakan sebagai Tahun Baru Imlek dan mereka mengucapkan:
Sin Chun Kiong Hi
新 春 江
(Selamat datang musim semi)
新 春 江
(Selamat datang musim semi)
Banyak orang keturunan Tionghoa di Indonesia mengatakan Imlek tahun ini adalah Imlek yang ke-2568. Imlek 2568 bukanlah Imlek yang dihitung sejak zaman dinasti Xia. Imlek 2568 adalah Imlek versi kaum Konfusianisme, yang dihitung sejak tahun kelahiran Confusius/Kong Hu Chu.
Buat Anda yang Tionghoa asli, peranakan, atau mempunyai keluarga yang ada darah Tionghoa-nya, apa pun agama Anda, silakan saja merayakan Imlek, karena ini bukan perayaan keagamaan.
Buat Anda yang Tionghoa asli, peranakan, atau mempunyai keluarga yang ada darah Tionghoa-nya, apa pun agama Anda, silakan saja merayakan Imlek, karena ini bukan perayaan keagamaan.
Atau mungkin Anda sekadar pemakai HP made in Cina? Juga boleh kok ikut merayakan Imlek.
Karena kita Indonesia 👍👍👍
Sumber: Kiriman teman via WhatsApp
Catatan admin Buddha Pedia:
Perayaan Tahun Baru Imlek adalah tradisi orang Tionghoa, melekat pada orang keturunan Tionghoa. Orang Tionghoa pindah ke mana pun, menikah dengan orang suku atau ras apa pun, menikah dengan orang beragama apa pun, tidak mengubah darahnya (garis keturunan). Bahkan pindah ke luar angkasa pun, dia tetap orang Tionghoa atau setidaknya ada darah Tionghoa-nya (jika hasil campur suku atau ras).
Mau dirayakan atau tidak, itu terserah yang bersangkutan (tidak boleh ada pemaksaan). Cuma agak aneh saja kalau ada orang Tionghoa yang bilang bahwa ia sudah tidak merayakan Imlek lagi karena beragama X (sekali lagi perayaan Imlek itu tradisi Tionghoa, bukan perayaan hari besar agama).
0 komentar:
Posting Komentar