Kemoterapi, Berbahayakah Bagi Pendamping & Keluarga?

Saya tulis ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap adanya konsep miring bahwa ada di dekat pasien sewaktu kemoterapi bisa membuat keluarga ketularan kanker. Ini jelas HOAX!

1. Kanker itu BUKAN PENYAKIT MENULAR! Turunan atau genetik, bisa. Tapi bukan penyakit menular! Jadi jangan disimpulkan sesat, karena mendampingi pasien saat kemo, eh ada anggota keluarga yang kena, itu gara-gara pendampingan. Itu bisa karena keturunan, atau faktor eksternal lainnya. Jelas bukan karena pendampingan ketika kemo.

2. Kemoterapi, secara sederhana, adalah infus obat keras ke badan untuk menghabisi sel kanker. Infus! Jadi lewat cairan. Lha bagimana bisa menular? Wong infusnya 'ke pasien, bukan ke keluarga.

3. Cairan kemo ya adanya di tubuh pasien, dan berdiam di tubuh pasien. Ketika dikeluarkan bertahap oleh tubuh lewat napas atau keringat, ya itu sudah disaring dalam tubuh pasien. Jadi si pasien bukan naga penyembur racun yang harus dijauhi. Alamak, kasian amat. Badan udah sakit, dijauhi pula. Apalagi sampai dicerai...

4. Kalau baca itu jangan cuma 1 sumber. Sumbernya sangat bisa hoax. Baca dari banyaaak sumber. Lihat juga artikel-artikel luar negeri. Gak ngerti Inggris? Pake google translate. RAJIN pangkal selamat, dan jauh dari berbuat dosa.

5. Masih takut juga? Tanya dokter dan suster! Mereka jelas menempuh pendidikan medis. Jangan tanya dukun atau tukang obat gak jelas, yang cuma mengeruk untung di tengah kesusahan orang lain.

6. Kalau kemo bisa membuat pendamping kanker, lewat napas lah, lewat sentuhan lah, itu semua dokter dan suster yang menangani penyandang kanker pasti akan kena kanker semua donk
šŸ˜… alamak...

7. Di atas segala resiko dan beban sebagai pendamping, kita ini manusia. Wong hewan aja ada yang bisa setia mendampingi pasangan sampai mati. Masa manusia lebih parah kelakuannya daripada hewan? Mendampingi dan merawat orang sakit dengan tulus, dalam agama mana pun, besar pahalanya.

Mari kita terus belajar bajik bijak menghadapi kanker
šŸ™

Yin Natadhita
Cancer Care Consultant
Penyandang kanker lidah stadium 3

0 komentar: