Seri Trio Vihara
*********************************************************************************************Vivi Muditavati, gadis manis berbadan gempal, berbakat jadi pemimpin, tempat curhat kedua teman akrabnya, ia anak yatim piatu. Hani Filianti, agak tomboy, paling rame, selalu jadi penyegar suasana, sering muncul dengan ide brilian, tapi kadang idenya konyol. Rara Dewi, suka travelling, doyan jajan, agak penakut, dan setia kawan. Vivi, Hani, dan Rara adalah aktivis Sekolah Minggu Buddhis (SMB), mereka bertiga sangat kompak, teman-teman di vihara menyebut mereka Trio Vihara.
*********************************************************************************************
“Hani, Rara, Minggu, 2 Februari 2025 di SMB akan ada acara petik angpao. Angpao yang berisi uang sudah ada, juga sudah diberi benang. Kalian tinggal ikatkan di ranting pohon meihoa yang ada di ruangan SMB,” tulis Vivi di group WA “Trio Vihara”.
“Siaaap …,” jawab Hani. “Oke,” jawab Rara diikuti emoticon jempol.
“Ngomong-ngomong, uang angpao-nya dapat dari mana?” tanya Rara. “Tenang saja, ada sponsor. Ada ortu siswa SMB yang berdana. Isi angpao nggak gede, hanya Rp5.000. Ini hanya simbol agar pemberi dan penerimanya banyak rezeki,” jawab Vivi. “Umat Buddha banyak yang dermawan, asal kita pinter melobinya.” Hani menimpali.
* * * * * * * * * * *
Suasana ruang SMB tampak meriah dihiasi banyak lampion dan aneka pernak-pernik bernuansa merah. Ada spanduk bertulisan: “Selamat Tahun Baru Imlek 2576, dengan aksara China: 恭 喜 发 财. 新 年 快 乐. Gōng Xǐ Fā Cái. Xīn Nián Kuài Lè”
Siswa SMB, ortu siswa, dan Cici Koko Pembina SMB berpakaian warna merah seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Dresscode Imlek, semua mendukung dengan cara hadir menggunakan pakaian bernuansa Imlek.
Setelah pujabakti, Hani menyampaikan cerita Dhamma. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Tanya jawab ini bertujuan agar anak-anak SMB memperhatikan setiap kali Cici atau Koko Pembina menyampaikan Dhamma ataupun bercerita. Yang bisa menjawab akan mendapatkan poin yang akan dicatat dalam buku SMB.
Poin-poin ini bisa ditukarkan dengan berbagai macam hadiah seperti: pensil, penghapus, pena, sticker, kotak pensil, hingga mainan berupa mobil-mobilan dan boneka. Sistem poin ini membuat anak-anak SMB antusias datang ke vihara. Hadir dapat poin, memimpin pujabakti dapat poin, menjawab pertanyaan dapat poin, berani tampil, misalnya menyanyi juga akan dapat poin.
* * * * * * * * * * *
“Adik-adik, sekarang berbaris. Buat jadi empat barisan. Yang barisannya paling rapi dan tidak berisik, mendapat kesempatan lebih dulu untuk memetik angpao,” Vivi memberi pengumuman. Hani dan Rara mengatur anak-anak SMB untuk segera berbaris. Suasana yang tadinya ramai jadi agak tenang.
Hani dan Rara mempersilakan anak-anak untuk memilih satu angpao. Semua angpao berisi selembar uang Rp5.000 plus sticker. Isi sticker-nya yang berbeda. Ada yang berisi satu sticker, dua sticker, dan tiga sticker dengan gambar kartun superhero dan aneka tokoh kartun yang disukai anak-anak.
Anak-anak terlihat gembira mendapatkan angpao dan sticker. “Perhatian adik-adik, sekarang simpan dulu uang angpao dan sticker-nya. Boleh dititipkan kepada Mama dan Papa dulu. Sekarang Ci Hani dan Ci Rara akan membagikan snack. Ayo berbaris lagi …” kata Vivi.
Anak-anak berbaris rapi mengikuti apa yang disampaikan Vivi. Kemudian Vivi dibantu beberapa Koko Pembina SMB membereskan semua perlengkapan yang digunakan dalam sesi SMB.
“Vivi …” sapa Ci Monita, salah seorang ortu siswa SMB. Vivi menoleh lalu menjawab, “Iya, ada apa Ci?” tanya Vivi. “Ada berapa Cici dan Koko Pembina SMB di sini?” “Oh itu. Ada enam orang Ci, tiga Cici dan tiga Koko. Ada yang bisa dibantu?” Vivi balik bertanya. “Ini ada titipan angpao dari suami saya,” kata Ci Monita sambil menyerahkan enam amplop kepada Vivi.
“Nggak usah Ci, kami sudah besar. Nggak usah dikasih angpao,” kata Vivi. “Nggak apa. Tahun ini kami ada rezeki lebih, jadi kami berbagi kepada Pembina SMB di sini sebagai ucapan terima kasih karena telah mengajarkan Dhamma kepada anak-anak kami,” terang Ci Monita. “Diterima ya … Nggak usah malu. Yang belum menikah layak menerima angpao lho …” lanjut Ci Monita.
“Terima kasih banyak Ci Monita. Gōng Xǐ Fā Cái. Xīn Nián Kuài Lè. Semoga rezeki Cici sekeluarga semakin berlimpah,” jawab Vivi gembira.
Dikutip dari Buletin KCBI edisi Februari 2025 halaman 26/27 karya Jaya Ratana (penulis bisa dihubungi dengan cara klik tulisan nama penulisnya).
0 komentar:
Posting Komentar