Seri Trio Vihara
*********************************************************************************************Vivi Muditavati, gadis manis berbadan gempal, berbakat jadi pemimpin, tempat curhat kedua teman akrabnya, ia anak yatim piatu. Hani Filianti, agak tomboy, paling rame, selalu jadi penyegar suasana, sering muncul dengan ide brilian, tapi kadang idenya konyol. Rara Dewi, suka travelling, doyan jajan, agak penakut, dan setia kawan. Vivi, Hani, dan Rara adalah aktivis Sekolah Minggu Buddhis (SMB), mereka bertiga sangat kompak, teman-teman di vihara menyebut mereka Trio Vihara.
*********************************************************************************************
“Hani dan Rara, Minggu, 23 Maret 2025 tidak usah siapkan snack untuk anak SMB. Kita dapat sumbangan makanan dan minuman dari ortu siswa SMB,” tulis Vivi di group WA “Trio Vihara”. “Siaaap Bos,” timpal Hani. “Keren nih Bos kita, jago nyari sponsor,” Rara ikut nimbrung.
“Saya nggak nyari sponsor. Sponsor sendiri yang datang. Ya, pada dasarnya umat Buddha baik-baik, rajin berdana,” tambah Vivi.
* * * * * * * * * * *
Minggu, 23 Maret 2025 sesi Sekolah Minggu Buddhis berlangsung lancar seperti biasa. Pujabakti dan cerita Dhamma berlangsung seperti biasa.
Hari ini ada sesi keterampilan untuk adik-adik SMB. Mereka belajar origami. Semua mendapatkan kertas lipat warna-warni, lalu mengikuti petunjuk Cici dan Koko dalam melipat kertas hingga menjadi bentuk seekor burung.
Anak-anak terlihat sangat antusias. Ketika sudah jadi, mereka berteriak gembira dan memamerkan hasil karya mereka kepada Mama dan Papa mereka yang juga ada di ruangan SMB. “Wah … keren banget. Horeee, aku bisa buat burung dari kertas lipat,” teriak Jimmy kegirangan.
“Adik-adik, pelajaran origaminya sudah selesai. Adik-adik senang nggak?” tanya Vivi. “Seneng banget Cici,” teriak mereka beramai-ramai. “Sekarang bantu Cici dan Koko ya? Kita bereskan dulu semua perlengkapan yang kita gunakan. Buku SMB-nya kumpulkan ke Ci Hani untuk diisi,” lanjut Vivi.
Anak-anak antusias membantu. Salah seorang ortu berbisik kepada Rara, “Senengnya ikut SMB. Anak saya sekarang mau bantuin saya. Kalau selesai bermain, saya minta dia beresin mainan, dia mau nurut. Dulunya dia ogah-ogahan, Mama saja atau Mbak saja yang beresin,” lanjut ibu itu. “Syukurnya sekarang jadi mau bantuin. Saya bilang, ayo inget kata Cici di Sekolah Minggu, harus mau bantu Mama beresin mainan,” kata beliau sambil tersenyum gembira. “Syukurlah jika begitu Ci,” Rara tersenyum bahagia karena apa yang mereka ajarkan di SMB ternyata dilakukan juga di rumah.
“Oke, sekarang sudah rapi semua. Adik-adik, hari ini ada kabar gembira. Kita akan makan enak hari ini. Tiga hari lalu, tepatnya 20 Maret, Papa dan Mama Celine merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Kita dapat sumbangan makanan dari Papa dan Mama Celine. Ada kue, ada mi goreng, dan ada es buah. Ayo bilang apa kepada Papa dan Mama Celine?” tanya Vivi.
“Terima kasih Papa dan Mama Celine,” suara anak-anak bergemuruh di ruangan SMB. “Sama-sama …,” jawab Papa dan Mama Celine.
“Sekarang berbaris yang rapi. Ikuti Ci Hani dan Ci Rara. Adik-adik cuci tangan dulu. Setelah itu, kembali ke sini. Kita akan doa makan dan mendoakan Papa dan Mama Celine agar sehat dan bahagia,” ucap Vivi sambil menyiapkan piring, sendok, garpu, dan gelas, dibantu Koko-Koko pembina.
Vivi mengamati adik-adik SMB yang berbaris mengikuti Hani dan Rara untuk cuci tangan. “Sekali lagi banyak terima kasih Mama dan Papa Celine atas sumbangan makanannya. Semoga sehat selalu, banyak rezeki, dan langgeng,” ucap Vivi kepada Papa dan Mama Celine. “Sama-sama Vivi. Terima kasih telah meluangkan waktu mendidik anak-anak kami tentang Dhamma, berperilaku baik, dan berbagai keterampilan,” jawab Mama Celine. “Terima kasih banyak,” kata Papa Celine.
Dikutip dari Buletin KCBI edisi Maret 2025 halaman 16/17 karya Jaya Ratana (penulis bisa dihubungi dengan cara klik tulisan nama penulisnya).
0 komentar:
Posting Komentar