Hari suci Waisak atau Vaisakha Puja memperingati tiga peristiwa suci yang terjadi pada pribadi Guru Besar Buddha Gotama, yaitu:
- Pangeran Siddharta lahir di Taman Lumbini tahun 623 Sebelum Masehi.
- Petapa Gotama mencapai bodhi atau Penerangan Sempurna di Bodhi Gaya pada usia 35 tahun.
- Buddha Gotama mencapai Parinibbana (mangkat) di Kusinara pada usia 80 tahun.
Peristiwa
Suci Waisak mengajak umat Buddha untuk merenungkan dan menghayati
kembali perjuangan hidup Buddha Gotama. Seorang Putra Mahkota Siddharta
Gotama yang dibesarkan dengan segala kemewahan di dalam istananya,
ternyata rela meninggalkan semuanya itu demi cinta kasihnya kepada semua
makhluk. Beliau pergi meninggalkan istana bukan karena terpaksa atau
dipaksa, juga bukan karena kepentingan pribadi. Beliau pergi
meninggalkan istana dan segala kesenangan duniawi karena dorongan untuk
mencari sesuatu yang hakiki. Beliau berjuang dengan gigih dan pantang
menyerah dalam upaya mencari jalan yang dapat membebaskan makhluk dari
segala bentuk penderitaan.
Setelah lama berjuang dengan mempertaruhkan hidupnya sendiri, dengan terakhir melaksanakan Vipassana Bhavana
atau Pengetahuan Pandangan Terang di bawah pohon Bodhi seorang diri,
akhirnya Beliau berhasil mencapai Dhamma yang maha luhur itu pada tahun
588 Sebelum Masehi. Kemudian, beliau berkelana beratus-ratus ribu
kilometer untuk membabarkan Dhamma kepada semua lapisan masyarakat tanpa
memandang kasta. Beliau mengajarkan Dhamma kepada para dewa dan
manusia. Beliau mengabdi demi kebahagiaan semua makhluk dengan tanpa
mengenal lelah selama empat puluh lima tahun. Selama itu pula, Beliau
tidur hanya satu jam sehari.
Sesungguhnya,
Sang Buddha bukan sekadar Pengajar Dhamma, bukan sekadar pengajar
agama, tetapi lebih daripada itu. Sang Buddha tidak hanya mengajarkan
jalan menuju kesejahteraan dan kebahagiaan, tetapi Beliau juga selalu
menunjukkan contoh teladan bagi semuanya. Sesungguhnya, Sang Buddha
adalah Teladan Agung, Panutan Agung, panutan sejati yang tidak
mengharapkan penghargaan dari siapa pun. Ada satu ungkapan yang sangat
terkenal yang menggambarkan tentang Beliau, yaitu sebagai berikut:
“Yatha vadi tatha kari, yatha kari tatha vadi”.
Yang berarti: Beliau, Sang Buddha, mengajarkan apa yang telah dilaksanakan dan melaksanakan apa yang diajarkan.
Hari
suci Waisak merupakan hari yang keramat bagi umat Buddha. Hari yang
keramat ini pun mengajak umat Buddha untuk menelaah kehidupan
masing-masing, untuk senantiasa berpedoman kepada Buddha Dhamma. Sang
Buddha memang telah lama mangkat (tahun 543 Sebelum Masehi ). Namun,
hingga kini ajaran Sang Buddha atau Buddha Dhamma tetap abadi. Buddha
Dhamma yang dilaksanakan dengan baik akan mencegah manusia dari
kemerosotan nilai-nilai moral dan keterjerumusan dalam jurang
kebobrokan. Buddha Dhamma tetap merupakan pedoman hidup yang ampuh dalam
perjuangan menghadapi dan mengatasi segala tantangan kehidupan.
Tiap-tiap
manusia berjuang untuk mencapai puncak tujuan. Dalam perjuangan itulah,
manusia menghadapi tantangan-tantangan, persoalan, dan kesulitan.
Tantangan kehidupan ini seringkali menggoncangkan semangat manusia.
Namun, peristiwa Suci Waisak akan menumbuhkan semangat baru pada umat
Buddha dalam perjuangan menghadapi segala tantangan. Oleh sebab itu,
janganlah berpaling dari Buddha Dhamma. Sebab, bila umat Buddha telah
berpaling dari Buddha Dhamma, maka semua ketegangan, konflik batin,
frustasi, malapetaka, dan kejahatan akan timbul.
Sesungguhnya,
seribu satu macam penderitaan yang dialami oleh manusia itu merupakan
akibat dari perbuatan tidak baik yang telah diperbuatnya. Oleh karena
itu, hindarilah kejahatan, kendalikanlah diri terhadap pemuasan hawa
nafsu. Pengendalian diri merupakan awal dari semua penghayatan Dhamma.
Pengendalian diri merupakan awal dari semua perjuangan umat Buddha,
termasuk perjuangan untuk meraih kebahagiaan. Kebahagiaan memang bukan
merupakan sesuatu yang mudah diraih, tetapi bukan pula mimpi yang tidak
nyata. Kebahagiaan pasti menjadi nyata, kalau umat Buddha mau berjuang
di tengah-tengah kehidupan ini.
Pada
saat-saat yang keramat ini, sudah seharusnya umat Buddha berterima
kasih kepada Guru Besar Buddha Gotama. Sebab, dari Beliaulah, umat
Buddha mengenal Dhamma yang menjadi bekal kehidupan ini. Sesungguhnya,
apa yang diharapkan oleh Sang Buddha dari para pengikut-Nya bukanlah
kepatuhan yang berlebihan, melainkan pelasanaan Ajaran Beliau atau
Buddha Dhamma itu dengan sungguh-sungguh. Sang Buddha pernah mengatakan,
“Ia yang terbaik dalam melaksanakan Ajaran Tathaghata, ialah yang paling menghormati Tathaghata.”
Berbahagialah
umat Buddha yang sampai saat ini masih dapat menemui Dhamma yang maha
luhur itu. Dhamma yang dibabarkan oleh Sang Buddha itu dapat diringkas
menjadi tiga kalimat sederhana, tetapi sungguh ampuh dan keramat, yaitu:
- Janganlah berbuat jahat.
- Tambahlah kebaikan.
- Sucikanlah hati dan pikiran.
Ingin melihat semua posting berisi penjelasan tentang hari besar agama Buddha? Klik label: Hari Besar
Penjelasan tentang makna hari-hari besar agama Buddha ini dikutip dari: Samaggi Phala
0 komentar:
Posting Komentar