Upāsikā Kātiyānī
Unggul dalam Kepercayaan Mutlak
Aku hidup di Kuraraghara di Avantῑ. Aku punya sahabat akrab bernama Kāḷῑ. Kāḷῑ adalah ibunda Bhikkhu Soṇa Koṭikaṇṇa. Sejak dahulu, Kāḷῑ memiliki keyakinan luar biasa terhadap Bhagavā, sehingga aku pun ikut menjadi meyakini Dhamma.
Aku memiliki rumah besar dengan tujuh lapis tembok dan gerbang yang kokoh, yang dijaga anjing-anjing galak. Pada malam hari, sekeliling temboknya dialiri air hingga sulit dilintasi.
Suatu hari, saat putra Kāḷῑ, Bhikkhu Soṇa Koṭikaṇṇa, kembali ke Avantῑ dan membabarkan Dhamma, aku pergi ke wihara untuk mendengar pembabaran itu. Saat itu, 900 orang pencuri berencana merampok rumahku. Pemimpin pencuri itu pergi ke wihara untuk mengawasiku. Ia berniat mencegat aku dalam perjalanan pulang.
Seorang pelayan yang baru pulang kebetulan melihat para pencuri itu. Pelayan itu langsung melaporkannya kepadaku. Ketika itu, aku sedang mendengar ceramah. Meski tiga kali diperingatkan oleh pelayan, aku berkeras tidak mau pulang sampai ceramah selesai. Aku begitu setia kepada Dhamma. Pada akhir pembabaran, aku menembusi kesucian Sotāpatti.
Melihat keteguhan dan kesetiaanku yang tak tergoyahkan terhadap Bhagavā, pemimpin perampok menjadi sangat terkesan, sampai-sampai dia meminta anak buahnya mengembalikan semua hartaku. Mereka lalu bertobat dan menjadi bhikkhu di bawah bimbingan Bhikkhu Soṇa. Seluruh mantan perampok itu akhirnya menembusi kesucian Arahatta.
Salam Dharma.
Sumber: Ehipassiko Foundation
0 komentar:
Posting Komentar