Tipitaka Harian 022, Aṅguttara Nikāya 4.55: Pembabaran Pertama Mengenai Hidup Sepadan

 


Aṅguttara Nikāya 4.55
Pembabaran Pertama
Mengenai Hidup Sepadan

Demikian yang saya dengar. Pada suatu ketika Bhagavā tinggal dengan kaum Bhagga, di Bukit Buaya, di Hutan Bhesakaḷā, di taman rusa.

Kemudian Bhagavā, setelah berpakaian pada waktu pagi, membawa mangkuk dan jubah, mendatangi rumah Perumah-tangga Nakulapitā; setelah mendekat, duduk di tempat duduk yang disediakan.

Kemudian Perumah-tangga Nakulapitā dan Perumah-tangga Nakulamātā mendatangi Bhagavā; setelah mendekat, bersujud kepada Bhagavā, duduk di satu sisi. Duduk di satu sisi, Perumah-tangga Nakulapitā lalu mengatakan ini kepada Bhagavā,

“Bhante, sejak Perumah-tangga Nakulamātā dibawa kepada saya ketika muda belia, saya tahu sepenuhnya tidak pernah mengkhianati Perumah-tangga Nakulamātā dalam pikiran sekalipun, apalagi dengan perbuatan.

Bhante, kami ingin bertemu satu sama lain pada kehidupan ini dan bertemu satu sama lain pada kehidupan mendatang.”

Perumah-tangga Nakulamātā lalu mengatakan ini kepada Bhagavā, “Bhante, sejak saya dibawa kepada Perumah-tangga Nakulapitā ketika muda belia, saya tahu sepenuhnya tidak pernah mengkhianati Perumah-tangga Nakulapitā dalam pikiran sekalipun, apalagi dengan perbuatan.

Bhante, kami ingin bertemu satu sama lain pada kehidupan ini dan bertemu satu sama lain pada kehidupan mendatang.”

“Para perumah-tangga, bila kedua suami dan istri berharap bertemu satu sama lain pada kehidupan ini dan bertemu satu sama lain pada kehidupan mendatang, keduanya harus sepadan keyakinan, sepadan sila, sepadan kedermawanan, sepadan kebijaksanaan; mereka akan bertemu satu sama lain pada kehidupan ini dan bertemu satu sama lain pada kehidupan mendatang.

Bila keduanya berkeyakinan dan pemurah,
terkendali, hidup sesuai Dhamma;
maka suami dan istri,
berkata ramah satu sama lain.

Berlimpah kesejahteraan,
hidup dengan nyaman;
lawan menjadi susah,
bila keduanya sepadan sila.

Telah menjalani Dhamma di sini,
keduanya sepadan dalam laku sila;
bahagia di alam dewa,
bergembira dalam kesenangan yang didamba.”
-----
Diterjemahkan dari Pāḷi ke Indonesia oleh Handaka Vijjānanda.
Instagram: https://www.instagram.com/tipitakaharian/
Facebook: https://www.facebook.com/tipitakaharian

0 komentar: