Siswa Agung (Mahā-Sāvaka)
Bhikkhu Lakụṇdaka Bhaddiya
Unggul dalam Suara Merdu
Aku
lahir di keluarga kaya dan diberi nama Lakụṇdaka, yang berarti
“kerdil”. Walaupun tubuhku kerdil, suaraku enak didengar. Suatu ketika,
setelah mendengar Buddha ceramah, aku memutuskan menjadi bhikkhu dan
mengajar orang lain dengan suara yang anggun dan enak didengar.
Suatu
hari, aku ditertawakan seorang brahmana karena tubuhku yang kecil dan
bongkok. Aku malah menggunakan gigi brahmana tersebut sebagai pokok
semadi, dan akhirnya menembusi kesucian ketiga, Anāgāmī. Pada waktu
lain, Bhikkhu Sāriputta mengingatkanku akan perenungan tubuh. Aku pun
menggunakan tubuh sebagai obyek semadi dan menembusi kesucian tertinggi,
Arahatta.
Tubuh kecilku seringkali menimbulkan salah paham. Pada
suatu kesempatan, tiga puluh bhikkhu datang dari desa. Ketika
melihatku, mereka menindasku. Ketika Bhagavā menjelaskan siapa saya
sebenarnya, mereka pun berhenti menggangguku.
Salam Dharma.
Sumber: Ehipassiko Foundation
Catatan penulisan nama yang benar: Bhikkhu Lakџṇḍaka Bhaddiya (huruf "n" dan huruf "d" yang ada titik bawahnya), bukan seperti pada gambar di atas (huruf "u" dan "n" yang ada titik bawahnya).
0 komentar:
Posting Komentar