A.13 Bhikkhu Subhūti

 Siswa Agung (Mahā-Sāvaka)


Bhikkhu Subhūti
Unggul dalam Tinggal tanpa Pertikaian dan Unggul dalam Pantas Menerima Persembahan


Ketika, kakakku, Anāthapiṇḍika, mempersembahkan Hutan Jeta, aku hadir dan mendengarkan Bhagavā mengajar. Keyakinan kuat lalu muncul dalam diriku. Aku pun pergi menjadi bhikkhu. Tak lama, aku menguasai Vinaya dan mendalami semadi.

Aku lalu tinggal di hutan dan menjalani hidup sebagai petapa, mengembangkan meditasi kasih sayang, dan menembusi kesucian Arahatta. Aku hidup bahagia, bebas, dan tenteram. Setiap aku membahas Dhamma, aku tak pernah merujuk kepada individu tertentu.

Ketika menyambut derma makanan, di setiap pintu rumah, aku selalu berdiam dalam Jhāna Kasih Sayang, sehingga para pemberi derma akan mendapat manfaat kebajikan yang besar.

Suatu ketika dalam perjalananku, aku mampir di Rājagaha. Aku bertemu Raja Bimbisāra. Ia lalu berjanji akan membangun kediaman untukku. Tetapi kemudian, ia lupa. Aku jadi bersemadi di tempat terbuka. Namun, selama itu hujan pun tak turun. Tak lama, raja ingat akan janjinya dan membangunkan sebuah pondok daun untuk aku berdiam. Setelah aku masuk ke dalam pondok, bersila di pembaringan jerami, hujan langsung turun seketika!

Salam Dharma.

 

Sumber: Ehipassiko Foundation

Category:

0 komentar: