Bhikkhu Soṇa Koṭikaṇṇa
Unggul dalam Bercakap Bajik
Ketika
sedang mengandung aku, ibuku, Kāḷi Kuraragharikā, mengunjungi rumah
orangtuanya di Rājagaha. Di sana, ibu mendengar dua yakkha sedang
membahas sifat agung Buddha dan Dhamma. Batin ibu lalu menjadi yakin
akan kebajikan Buddha, hingga menembusi kesucian Sotāpatti.
Malam
harinya, aku pun lahir. Ketika itu ada kerabat yang menghadiahi anting
permata seharga satu koṭi untukku. Itulah sebabnya saya diberi nama Soṇa
Koṭikaṇṇa.
Ketika dewasa, suatu ketika dalam kebingungan, aku
menyusuri jalan hingga tiba di sebuah pohon. Di sana, aku melihat
hantu-hantu menderita. Aku lalu melihat perbuatan jahat yang
mengakibatkan mereka terlahir seperti itu. Pandanganku terhadap dunia
pun berubah. Sejak kecil aku dekat dengan Bhikkhu Mahākaccāna. Setelah
menceritakan kejadian ini kepada Bhikkhu Mahākaccāna, aku bertekad
menjadi bhikkhu.
Tapi ketika itu, jumlah bhikkhu di Avantī,
tempat tinggalku, tidak cukup sepuluh orang untuk bisa menahbisku. Aku
pun berlatih gigih hingga menjadi Arahanta. Tiga tahun setelahnya,
ketika berkumpul sepuluh bhikkhu di Avantī, aku pun ditahbis menjadi
bhikkhu.
Setelah menjadi bhikkhu, aku pergi menemui Bhagavā.
Ketika itu, Bhagavā memintaku membabarkan Dhamma. Buddha memberkahi dan
memuji bahwa aku menuturkan Dhamma dengan begitu lengkap dan jernih.
Atas
permintaan Bhikkhu Mahakaccana, aku lalu meminta kepada Bhagavā agar
syarat penahbisan bhikkhu di Avantī cukup dengan lima bhikkhu saja.
Bhagavā pun setuju dan memperbolehkan para bhikkhu di Avantī untuk
memiliki beberapa kebutuhan khusus sesuai keadaan di sana, seperti
memakai sepatu tebal, membersihkan tubuh setiap hari, menggunakan kulit
sebagai penutup tempat tidur, dan menerima jubah untuk bhikkhu lain.
Pujian
Bhagavā atas ceramahku disampaikan oleh para dewa kepada ibuku. Ibu
lalu memintaku untuk membabarkan Dhamma di kota kami. Pada akhir
pembabaran itu, Kātiyānī, sahabat ibu, menembusi kesucian Sotāpatti.
Bahkan 900 perampok yang ingin merampok rumah Kātiyānī jadi menyesal dan
menjadi bhikkhu di bawah bimbinganku. Mereka semua kelak menjadi
Arahanta berkat dorongan semangat dari Buddha.
Salam Dharma.
Sumber: Ehipassiko Foundation
0 komentar:
Posting Komentar