A.22 Bhikkhu Kuṇḍadhānna

 Siswa Agung (Mahā-Sāvaka)


Bhikkhu Kuṇḍadhāna
Unggul dalam Pertama Menerima Makanan


Setelah mendengar ceramah Bhagavā, aku bergabung dalam Saṅgha. Sejak itu, aku diikuti sesosok hantu perempuan yang tak terlihat olehku. Setiap menerima derma makanan, para perempuan memasukkan dua porsi makanan ke dalam mangkuk-ku dan berkata, “Satu untukmu, satu lagi untuk teman perempuanmu.” Banyak yang kemudian mengejekku sebagai kuṇḍa (pengiring perempuan) atau Kuṇḍadhāna.

Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Karena terus-menerus diejek, aku jadi kesal dan kasar. Orang-orang lalu melaporkan sikapku kepada Bhagavā. Raja Pasenadi pun sampai ingin tahu akan hal ini. Bhagavā menasihatiku untuk bersabar karena ini adalah buah dari karma masa laluku.

Pada masa Buddha Kassapa, aku terlahir sebagai dewa pohon yang ingin menguji persahabatan dua bhikkhu yang berlatih bersama. Ketika salah satu bhikkhu sedang istirahat, aku berubah wujud aku menjadi hantu perempuan yang merapikan rambut dan bajunya, lalu mengikuti ke mana pun bhikkhu itu pergi.

Saat bhikkhu kedua melihat temannya, ia merasa sahabatnya telah melakukan pelanggaran. Bhikkhu kedua merasa kesal dan tak mau berlatih bersamanya. Aku berusaha memperbaiki kesalahanku, tetapi persahabatan kedua bhikkhu itu telah rusak. Aku lalu menjadi takut luar biasa, dan buah karma buruk pun mengikutiku.

Setelah memahami kejadian sebenarnya, Raja Pasenadi menyokong segala keperluanku, hingga aku tak perlu pergi menyambut derma makanan dan dihina orang. Hal ini memungkinkan aku bersemadi dan akhirnya menjadi Arahanta. Setelah aku menjadi Arahanta, hantu perempuan itu pun lenyap.

Salam Dharma.

 

Sumber: Ehipassiko Foundation

Category:

0 komentar: