Siswa Agung (Mahā-Sāvaka)
Bhikkhu Vaṅgīsa
Unggul dalam Kefasihan Bersyair
Aku
adalah seorang Brahmana. Hanya dengan mengetukkan jari pada tengkorak
orang yang telah mati, aku mampu mengetahui ke mana ia terlahir kembali.
Karena kemampuan ini, aku meraih ketenaran dan harta melimpah.
Suatu
ketika pergi menemui Bhagavā untuk mencobai kemampuan-Nya. Bhagavā
memberikan sebongkah tengkorak kepadaku. Aku mengetuk-ngetuk jariku pada
tengkorak itu, namun aku tak melihat apa pun. Aku menjadi penasaran.
Aku ingin tahu apa rahasia di balik itu, mengapa aku tidak bisa melihat
kelahiran mendatang pemilik tengkorak ini.
Karena rasa ingin
tahu, aku bergabung dalam Saṅgha. Aku bersemadi hingga menembusi
kesucian Arahatta. Setelah itu, aku kembali menemui Bhagavā. Dikenal
sebagai pujangga, aku pun memuji Bhagavā dengan puisi, “Teracuni
kemampuan berpuisi, dahulu aku berkelana dari desa ke desa, dari kota ke
kota. Lalu aku bertemu Bhagavā dan keyakinan tumbuh di dalamku. Setelah
mendengar Dhamma-Nya aku meninggalkan keduniawian.” Demikianlah
sanjunganku setelah menembusi kecerahan.
Ternyata pada hari itu
Bhagavā memberikan tengkorak dari seorang Arahanta. Itulah mengapa aku
tak bisa melihat apa pun, karena seorang Arahanta tidak akan terlahir
lagi.
Konon, aku dipanggil Vaṅgīsa karena aku terlahir di daerah Vaṅga dan memiliki keahlian dalam bahasa lisan.
Salam Dharma.
Sumber: Ehipassiko Foundation
0 komentar:
Posting Komentar