A.26 Bhikkhu Pilinda Vaccha

 Siswa Agung (Mahā-Sāvaka)


Bhikkhu Pilinda Vaccha
Unggul Dalam Disayangi Dewata


Aku dulunya seorang petapa sakti dengan banyak pengikut dan kekayaan. Namun saat Kecerahan Bhagavā, kesaktianku mendadak lenyap. Karena itulah aku menemui Bhagavā dan mohon dijadikan bhikkhu. Bhagavā pun membimbingku. Dalam waktu singkat, aku menjadi Arahanta.

Suatu ketika, banyak bhikkhu mengadu kepada Bhagavā bahwa aku sering memanggil orang dengan sebutan “vasala”, yang berarti “orang rendahan”. Bhagavā menjelaskan bahwa aku pernah seratus kali terlahir sebagai brahmana yang selalu memanggil orang seperti itu. Aku sendiri telah terbebas dari niat buruk dan selalu penuh kasih sayang.

Raja Bimbisāra pernah berjanji membangun wihara untukku, tapi ia lupa dan baru memenuhi janjinya 100 hari kemudian. Sebagai ungkapan maaf, Raja Bimbisāra memberikan ratusan pegawai dan sebuah desa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Suatu hari, ketika melewati desa itu, aku melihat seorang gadis menangis karena tak memiliki perhiasan untuk dipakai ke pesta. Aku memberi segulung rumput di atas kepala gadis itu dan mengubahnya menjadi sabuk emas. Tak lama, keluarga gadis itu ditangkap pegawai raja karena dituduh mencuri. Mengetahui ini, aku menemui Raja Bimbisāra. Raja pun paham dan memberikan derma obat-obatan yang berlimpah ruah kepadaku. Aku membagi-bagikan obat-obatan itu, namun banyak yang tersisa sehingga tertumpuk dan terbuang. Bhagavā tak ingin para bhikkhu menumpuk barang. Ia lalu menetapkan peraturan agar obat-obatan yang diberikan kepada bhikkhu harus dipakai dalam waktu tujuh hari.

Suatu ketika ada perampok yang menyerang keluarga di dekat desa dan menculik dua anak perempuannya. Aku mengerahkan kesaktian dan membawa pulang mereka. Banyak bhikkhu merasa bahwa tindakan itu salah, tapi dalam hal ini Bhagavā menyatakan bahwa aku tidak bersalah.

Pada kehidupan lampau, aku adalah raja semesta bernama Varuna. Aku memerintah dengan arif sehingga rakyat aku menjadi bajik. Setelah aku meninggal, banyak rakyatku menjadi dewa di surga. Siang-malam, dewa-dewa ini senantiasa datang dan melayaniku.

Salam Dharma.

 

Sumber: Ehipassiko Foundation

Category:

0 komentar: