A.31 Bhikkhu Uruvelā Kassapa


 

Bhikkhu Uruvelā Kassapa
Unggul dalam Banyak Pengikut

 
Dahulu aku adalah pemimpin petapa berambut pilin. Suatu Bhagavā datang ke tempatku, di Hutan Uruvelā. Bhagavā menemuiku dan bertanya, “Jika Anda tidak keberatan, bolehkah Saya menginap semalam di bilik api Anda?” Aku menjawab, “Saya tidak keberatan...tapi di dalam ada raja naga ganas. Naga itu sakti, beracun, dan bisa membunuh Anda.”
 
Bhagavā menanyakan pertanyaan yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya, namun aku memberi jawaban yang sama juga. Bhagavā lalu berkata kepada aku, “Mungkin naga itu tidak akan menghancurkan Saya. Jadi izinkanlah Saya menginap di bilik api Anda.” Aku pun menjawab, “Kalau begitu, tinggallah di sana semau Anda.”
 
Betapa terkejutnya aku keesokan harinya saat melihat Bhagavā masih hidup dengan ular naga berada di dalam mangkuk-Nya. Aku lalu berpikir, “Petapa ini sangat sakti, tapi Ia bukan Arahanta sepertiku.”
 
Ketika itu, aku mengira diriku seorang Arahanta. Bhagavā tinggal cukup lama di Uruvelā untuk menyadarkan kekeliruanku dengan mempertunjukkan berbagai keajaiban. Namun aku tetap berpikir, “Petapa ini sangat sakti, tapi Ia bukan Arahanta sepertiku.”
 
Suatu ketika, badai dan banjir hebat melanda Hutan Uruvelā. Aku khawatir Bhagavā terhanyut banjir, aku mendatangi tempat-Nya. Namun, Bhagavā telah membuat tanah di sekitar-Nya menjadi kering, tidak ada air sedikit pun. Bhagavā lalu melayang ke udara dan mendarat di perahuku. Meskipun takjub, aku tetap berpikir, “Petapa ini sangat sakti, tapi Ia bukan Arahanta sepertiku.”
 
Bhagavā lalu berkata kepada aku, “Kassapa, Anda bukanlah Arahanta atau berada dalam jalan menjadi Arahanta!” Saat itu juga, aku menyadari kekeliruanku dan meminta Bhagavā ditahbis menjadi bhikkhu.
 
Untuk menerimaku menjadi bhikkhu, Bhagavā menyarankan aku meminta persetujuan semua petapa yang aku pimpin. Semua petapa berambut pilin menyatakan bahwa mereka sebenarnya sudah lama ingin menjadi murid Bhagavā.
 
Mereka memotong dan menghanyutkan rambut pilin mereka, berikut peralatan puja api mereka, ke sungai. Akhirnya, petapa berambut pilin, sebanyak seribu orang, ikut menjadi bhikkhu.

Salam Dharma.

 

Sumber: Ehipassiko Foundation

Category:

0 komentar: