A.33 Bhikkhu Bākula

 


Bhikkhu Bākula
Unggul dalam Jarang Sakit


Aku adalah putra dari keluarga penasihat Kerajaan Kosambī. Sewaktu bayi, aku jatuh ke sungai saat dimandikan pengasuhku. Aku lalu terbawa arus dan ditelan ikan. Ikan itu tertangkap nelayan dan dijual kepada istri penasihat Kerajaan Kāsī. Saat ikan itu dibelah, mereka menemukanku yang masih hidup, tanpa luka sedikit pun di dalam perut ikan itu.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, istri penasihat Kerajaan Kāsī mohon izin kepada orangtua kandungku dari Kosambī, agar ia dibolehkan untuk merawat aku sebagai putranya. Raja Kāsī memutuskan bahwa kedua keluarga berhak memiliki aku. Raja menamaiku “Bākula” yang berarti “dua keluarga”.

Demikianlah aku tumbuh sejahtera dalam dua keluarga penasihat kerajaan. Hingga usia yang ke-80, setelah aku mendengar ceramah Bhagavā, aku memutuskan menjadi bhikkhu. Pada suatu fajar, delapan hari setelahnya, aku menembusi kesucian Arahatta.

Di samping unggul dalam kesehatan, aku merupakan salah satu dari empat siswa Bhagavā yang unggul dalam kesaktian, selain Bhikkhu Sāriputta, Bhikkhu Mahāmoggallāna, dan Bhikkhuni Bhaddakaccānā.

Aku menjalani kehidupan bhikkhu selama 80 tahun. Setelah menahbis Acela Kassapa, sahabatku ketika menjadi perumah-tangga, aku meninggal di tengah kumpulan bhikkhu pada usia 160 tahun.

---
Seseorang seharusnya hanya mengatakan apa yang akan ia lakukan.
Seseorang seharusnya tidak mengatakan apa yang tidak akan ia lakukan.
Orang cerdas mengenali mereka hanya dengan bicara, tetapi tidak bertindak.
~ Theragāthā 3.3

Salam Dharma. 

 

Sumber: Ehipassiko Foundation

 

Category:

0 komentar: