A.37 Bhikkhu Nanda

 


 

Bhikkhu Nanda
Unggul dalam Menjaga Pintu Indra

 
Aku adalah adik Buddha Gotama, putra dari Raja Suddhodana dan Ibu Mahāpajāpatī Gotamī. Kami tumbuh besar bersama. Aku memiliki wajah yang sangat rupawan.
 
Pada hari pengukuhan takhta sekaligus pernikahanku, sebelum pesta dimulai, Bhagavā mengunjungiku, mengucap selamat. Ia lalu menyerahkan mangkuk-Nya kepadaku. Aku lalu mengantar-Nya kembali ke wihara. Di wihara, Bhagavā bertanya, “Nanda maukah kamu menjadi bhikkhu?” Aku tak kuasa menolak. Aku pun menjadi bhikkhu, dan pernikahanku dengan Janapadakalyāṇī, gadis tercantik di kerajaan, batal.
 
Hari berlalu, aku tak kuasa menahan rindu kepada mantan kekasihku. Aku menjadi putus asa, aku tak begitu senang menjalani kehidupan suci, aku tak mampu bertahan. Aku berpikir untuk kembali ke istana.
 
Mengetahui hal ini, Bhagavā mengajakku berjalan-jalan. Di tengah perjalanan, kami melihat kera betina jelek, dengan telinga dan hidung terpotong. Bhagavā bertanya, “Apakah Janapadakalyāṇī lebih cantik dari kera ini?” “Tentu saja!” jawabku. Bhagavā lalu memegang lenganku, dan muncul di Surga Tāvatiṁsa. Saat itu banyak bidadari surgawi berkaki merpati datang mengunjungi Sakka, raja para dewa. Bhagavā bertanya, “Nanda, siapa yang lebih menyenangkan, Janapadakalyāṇī atau para bidadari ini?” “Janapadakalyāṇī jadi seperti kera jelek dibandingkan bidadari surgawi ini,” jawabku.
 
“Bergembiralah, Nanda! Aku adalah penjaminmu untuk mendapatkan bidadari surgawi!” Aku pun setuju, “Aku akan senang menjalani kehidupan suci!”
 
Kemudian para bhikkhu mengetahui bahwa aku menjalani kehidupan suci demi bidadari surgawi. Mereka mencemoohku. Aku merasa tertekan, malu, dan muak. Aku lalu tinggal menyendiri, terpencil, waspada, tekun, dan gigih, dan tak lama kemudian mencapai kesucian Arahatta.

Salam Dharma. 

 

Sumber: Ehipassiko Foundation

Category:

0 komentar: