Bhikkhu Mahākappina
Unggul dalam Menasihati Bhikkhu
Aku adalah raja di Kerajaan Kukkuṭavatī. Aku sangat berminat mendengarkan ajaran spiritual. Setiap pagi, aku memerintahkan para pengawal untuk mengumpulkan informasi mengenai ajaran para cendekia dan petapa. Suatu hari, ketika berada di taman istana, aku bertemu para pedagang dari Sāvatthī. Mereka memberitahu, bahwa Buddha, Dhamma, Saṅgha telah muncul di dunia. Aku sangat bahagia dan menghadiahkan tiga ratus ribu keping uang kepada mereka.
Aku memutuskan menjadi bhikkhu dan menyerahkan kerajaan kepada istriku, Ratu Anojā. Bersama seribu Menteri, aku menunggang kuda ke Sāvatthī yang berjarak tiga ratus kilometer, menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan karena harus melewati tiga sungai besar. Namun, karena keyakinan yang sangat kuat, saat menyeberangi sungai, kami melewatinya tanpa terbasahi setetes air pun.
Bhagavā mengetahui kedatangan kami dan menunggu di bawah pohon di tepi sungai terakhir. Ketika bertemu Bhagavā, aku beserta para menteri bersujud. Bhagavā memberi pembabaran kedermawanan, sila, kebajikan, dan pengetahuan Dhamma. Setelah itu, kami semua menembusi Sotāpatti.
Berita tersebut tersebar di ibukota Kukkuṭavatī. Ratu Anojā lalu memutuskan menjadi bhikkhuṇī bersama para istri menteri. Mereka menunggang kereta menempuh perjalanan menemui Bhagavā. Setelah mendengar ceramah Bhagavā, mereka semua pun menembusi Sotāpatti.
Aku tekun menjalani Dhamma dan menembusi Arahatta. Aku memilih hidup menyendiri dan meresapi kebahagiaan Nibbāna. Suatu ketika, Bhagavā meminta aku membabarkan Dhamma. Aku pun membabarkan Dhamma kepada seribu bhikkhu. Setelah Dhamma selesai dibabarkan, seribu bhikkhu tersebut menjadi Arahanta.
Salam Kebajikan.
Sumber: Ehipassiko Foundation
0 komentar:
Posting Komentar