D.02 Upāsikā Visākhā Migāramātā

 


Upāsikā Visākhā Migāramātā
Unggul dalam Menyokong


Aku lahir di keluarga hartawan yang penuh keyakinan pada Dhamma Bhagavā. Saat aku berusia tujuh tahun, Bhagavā datang ke kotaku. Kakek menyuruh aku menyambut Bhagavā bersama para pelayan. Setelah mendengar Dhamma, aku mencapai kesucian pertama.

Setelah dewasa, aku menikah dengan Puṇṇavaḍḍhana, anak seorang hartawan bernama Migāra. Mertuaku adalah pengikut para petapa telanjang. Para petapa itu memintanya membujukku agar menjadi murid mereka. Namun, aku menolak.

Suatu ketika, ada seorang bhikkhu yang berdiri di depan rumah untuk menyambut derma makanan. Namun, mertuaku sedikit pun tidak menggubris bhikkhu itu. Ia tidak mau bederma kepada murid Bhagavā Gotama. Aku lalu berkata, “Bhante, tolong ke rumah orang lain saja. Mertuaku sedang makan nasi basi.” Mendengar kata-kata itu, mertuaku marah besar dan mengusirku.

Tak berapa lama, mertuaku menyesal telah mengusir aku. Ia meminta maaf. Aku memaafkannya dan mohon izinnya untuk mengundang Bhagavā. Ia pun setuju. Pada akhir ceramah itu, ia menjadi yakin terhadap Buddha, Dhamma, dan Saṅgha.

Mertuaku sangat senang karena aku telah mengenalkannya dengan Dhamma. Ia menghormatiku seperti ibunya sendiri. Sejak saat itu, aku dikenal sebagai Migāramātā, yang berarti “Ibu Migāra”.

Setiap hari aku memberi makan banyak bhikkhu. Aku selalu mengunjungi Bhagavā, para bhikkhu, dan para sāmaṇera untuk melihat apa yang mereka butuhkan. Jika ada yang sakit, aku melayani mereka hingga sembuh.

Suatu ketika, saat berkunjung ke Hutan Jeta, kain dan perhiasanku tertinggal. Aku bermaksud menjual kain dan perhiasan itu, lalu mendermakan hasilnya kepada Saṅgha. Namun, kain dan perhiasan itu sangat mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli. Akhirnya aku membeli sendiri kain dan perhiasan itu, dan uangnya aku gunakan untuk membangun Wihara Pubbārāma.

Berkat perilakuku yang terhormat, sikapku yang anggun, welas asih kepada yang kurang beruntung, aku disukai semua orang yang mengenalku. Aku meninggal pada usia 120 tahun, lalu terlahir di alam Nimmānaratῑ sebagai permaisuri Raja Dewa Sunimitta.

Salam Dharma.


Sumber: Ehipassiko Foundation

Category:

0 komentar: