Tipitaka Harian 012, Dhammapada 78: Cerita Thera Channa

 

Dhammapada 78
Cerita Thera Channa

Channa adalah kusir Pangeran Siddhattha sebelum meninggalkan keduniawian. Ketika pangeran meninggalkan istana dan menjalani laku hidup luhur, Channa mengikuti jejaknya dan menjadi bhikkhu. Akan tetapi, karena merasa memiliki hubungan yang dekat dengan Buddha, ia menjadi angkuh. Ia sering mencela Āyasmā Sāriputta dan Āyasmā Mahāmoggallāna, iri terhadap kedudukan mereka sebagai dua siswa utama Buddha.

Beberapa kali Buddha menasihatinya, termasuk dengan membabarkan bait ini, namun Āyasmā Channa masih saja sering mencela mereka. Hal ini berlangsung cukup lama, dan tepat sebelum mangkat, Buddha berkata kepada Āyasmā Ānanda bahwa setelah kematian-Nya, hukuman khusus harus dijatuhkan pada Āyasmā Channa. Tak seorang pun diperbolehkan bicara dengannya ataupun mendekatinya.

Ketika Āyasmā Channa menyadari hal ini, ia sangat menyesali perbuatannya. Ia mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Ia mengubah kelakuannya, berlatih dengan tekun, dan dengan segera menjadi Yang Layak.

Jangan bergaul dengan mitra-mitra jahat,
jangan bergaul dengan orang-orang tak baik.
Bergaullah dengan mitra-mitra bajik,
bergaullah dengan orang-orang mulia.
-----
Diterjemahkan dari Pāḷi ke Indonesia oleh Handaka Vijjānanda.
Instagram: https://www.instagram.com/tipitakaharian/
Facebook: https://www.facebook.com/tipitakaharian

0 komentar: