Tipitaka Harian 028, Dhammapada 18; Cerita Sumanadevī




Dhammapada 18
Cerita Sumanadevī

Anāthapiṇḍika punya tiga putri.

Ia menunjuk putrinya yang pertama, Mahāsubhaddā, untuk membantunya melayani bhikkhu-bhikkhu saat menyambut derma makanan di rumahnya.

Sang putri mencapai kesucian Yang Masuk Arus, menikah, lalu meninggalkan rumah orangtuanya.

Sebagai gantinya, Anāthapiṇḍika menunjuk putri keduanya, Cūḷasubhaddā. Ia pun mencapai kesucian Yang Masuk Arus, menikah, lalu meninggalkan rumah orangtuanya.

Akhirnya, Anāthapiṇḍika menunjuk putri bungsunya, Sumanadevī, sebagai gantinya. Sang putri bungsu bahkan mencapai kesucian Yang Sekali Kembali.

Suatu ketika Sumanadevī jatuh sakit dan akan meninggal. Saat itu, ia memanggil ayahnya dengan sebutan “adik”. Setelah itu, ia meninggal. Sang ayah merasa sangat sedih, sekaligus gelisah karena mengira putrinya meracau.

Sembari menangis, Anāthapiṇḍika menghadap Buddha dan menceritakan hal itu. Buddha menjawab bahwa putri bungsunya memanggilnya “adik” karena ia telah mencapai kesucian yang lebih tinggi dari ayahnya. Buddha juga menyatakan bahwa Sumanadevī telah terlahir ulang di Surga Berkecukupan.

Di sini ia bahagia, setelah meninggal ia bahagia,
pelaku kebajikan bahagia di kedua alam.
Bahagia, “Aku telah berbuat kebajikan.”
Ia kian bahagia setelah pergi ke tujuan baik.
-----
Diterjemahkan dari Pāḷi ke Indonesia oleh Handaka Vijjānanda.

#tipitaka #dhamma #dharma #buddhism #buddhis #buddhisme #sutta #buddhateachings #buddha #namobuddha #gautambuddha #kebajikan #mindfulness #meditasi #meditation #wihara #dhammadesana #kutipan #quotesoftheday #dhammapada #surga #pahala #berbagi #motivasi #buddhaart #happiness #lovingkindness #cintakasih #peduli #wisdom

0 komentar: